Buatlah
Metodelogi Manajemen Proyek disertai dengan Penjelasannya?
1. Metodologi The Traditional Approach.
2. Metodologi Rasional Unifed Process.
3.
Metodologi Critical Chain.
Metodologi dalam Manajemen Proyek
Dalam pelaksanaannya, pelaksana proyek membutuhkan
pedoman atau pendekatan
untuk melaksanakan proyek yang telah ditentukan. Untuk itu ada beberapa pendekatan atau
metodologi yang dapat digunakan dalam melakukan manajemen proyek, antara lain : agile,
extreme, interactive, incremental dan phases.
untuk melaksanakan proyek yang telah ditentukan. Untuk itu ada beberapa pendekatan atau
metodologi yang dapat digunakan dalam melakukan manajemen proyek, antara lain : agile,
extreme, interactive, incremental dan phases.
Gambar 1.0 Metodologi
Pendekatan yang sering dipakai
adalah yang berdasarkan fase (phases) karena pendekatan ini adalah yang
paling umum dan mudah diterapkan baik untuk proyek skala kecil, sedang, maupun besar.
Berdasarkan pendekatan tradisional ini ada urutan yang harus dilalui dalam manajemen proyek
sejak dimulai sampai selesai. Tahap-tahap dalam urutan ini adalah sebagai
berikut :
Fase inisialisasi, Fase perencanaan atau perancangan,
Fase pelaksanaan atau produksi, Sistem pengawasan dan pengendalian dan Fase penyelesaian.
Meskipun tahap-tahap ini saling berurut tetapi tidak semua proyek harus melalui
semua tahapan, bahkan ada proyek yang harus melalui tahap 2, 3 dan 4
beberapa kali. Setiap fase akan memberikan hasil (deliverable) yang akan
menjadi input bagi fase berikutnya. Pendekatan ini juga selaras dengan
siklus pengembangan software (SDLC), yakni the waterfall model yang juga
merupakan urutan dari satu tahap ke tahap lain secara linier. Selain itu, dalam
penerapan metodologi ini, banyak organisasi atau perusahaan yang
menerapkan Rational Unified Process (RUP) yang dikembangkan oleh
Rational(R) Software.
1. Metodologi Tradisional
Gambar 1.4 Metodologi Tradisional
Didalam metodologi tradisional manajemen proyek
terdiri dari beberapa fase yaitu
inisialisasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan fase akhir. Pada bagian ini akan dibahas mengenai hal tersebut secara rinci.
inisialisasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan fase akhir. Pada bagian ini akan dibahas mengenai hal tersebut secara rinci.
• Fase Inisialisasi
Pada fase ini merupakan fase dalam hal studi
kelayakan. Dimana dalam studi kelayakan terdapat beberapa langkah
yang harus dilaksanakan. Salah satunya adalah
analisis kebutuhan (requirements analysis), karena kelayakan dari
proyek sistem informasi didasarkan atas hasil dari requirements analysis
ini. Hasil studi kelayakan kemudian disusun dalam bentuk proposal proyek
untuk kemudian diajukan ke stakeholder.
• Fase Perencanaan
Pelaksanaan fase ini lebih melibatkan tim pelaksana
proyek, meskipun pihak lain, seperti steering comittee tetap melaksanakan
fungsi pengendalian dari luar. Meskipun dari fase sebelumnya telah ada
requirements analysis, tetapi untuk menghasilkan rencana dan
desain pengembangan sistem informasi maka diperlukan analisis yang lebih
detail.
Dalam fase ini sering terjadi revisi terhadap hasil
analisis. Hal ini umum terjadi karena mungkin saja informasi yang
didapatkan dari satu departemen dengan departemen yang lain saling
bertentangan atau bahkan tidak saling berhubungan akibat dari buruknya arus
kerja atau work flow dan standard operating procedure (SOP) organisasi
atau perusahaan tersebut.
• Fase Pelaksanaan atau Pengembangan
Dalam fase ini aktivitas yang dilakukan adalah
melaksanakan tugas-tugas yang telah didefinisikan dalam fase sebelumnya
untuk menghasilkan software sesuai requirements.
Aktivitas dalam lingkup manajemen proyek sistem
informasi adalah :
- Pemrograman (Development)
- Quality assurance (QA)
- Testing
- Dokumentasi
Umumnya fase ini dilaksanakan dalam jangka waktu yang
lebih panjang dibanding fase lain. Berbeda dengan fase lain, fase ini juga
menghasilkan produk berupa software yang nantinya akan digunakan oleh
klien, yang artinya akan digunakan oleh pihak di luar tim
pelaksana proyek. Oleh karena itu, dalam proyek sistem informasi yang
besar dan kompleks, aktivitas testing dan QA harus ada.
• Sistem Pengawasan dan Kontrol
Fase ini terdiri dari proses-proses yang dilakukan
untuk observasi pelaksanaan proyek untuk menghindari potensi masalah yang
bisa segera diidentifikasi dan jika diperlukan, tindakan koreksi dapat
segera dilakukan. Manfaatnya adalah kinerja proyek dapat diamati dan
diukur secara rutin agar jika terjadi penyimpangan pelaksanaan proyek
terhadap rencana dandesain dapat segera diantisipasi. Pengawasan dan
pengendalian terdiri dari :
- Mengukur
aktivitas proyek yang tengah dilaksanakan (menentukan posisi
pelaksanaan proyek saat ini).
- Mengawasi
variabel (biaya, waktu, sumberdaya dan sebagainya) proyek terhadap
rencana dan desain yang telah disepakati (posisi yang seharusnya dicapai).
- Identifikasi
tindakan korektif jika terjadi penyimpangan (mengembalikan ke posisi
yang seharusnya).
- Mengarahkan
pengendalian terpusat agar hanya setiap perubahan terhadap rencana
proyek yang telah disetujui saja yang bisa diimplementasikan.
• Fase Akhir
Dalam fase ini proyek telah memasuki tahap akhir di
mana produk softwaretelah diinstalasikan, dioperasikan, dan dimanfaatkan
oleh klien. Ada dua aktivitas yang dilakukan dalam fase ini yaitu
:
- Penutupan
proyek.
- Memasuki
masa maintenance yang dapat dilanjutkan dengan kontrak baru. Maintenance penting mengingat produk software tidak bisa 100% bebas dari
kemungkinan error atau bugs.
(Relational Unified Process) adalah proses
rekayasa software dengan pendekatan alokasi tugas-tugas dan tanggung jawab
dalam organisasi pengembangan software. Tujuannya adalah untuk memastikan
software yang dihasilkan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan klien
dengan jadwal dan anggaran yang telah ditentukan.
3.
Critical Chain Project Management
Terlepas dari jenis proyek, rencana proyek harus menjalani meratakan Sumber Daya, dan urutan terpanjang terbatas sumber daya tugas harus diidenti kasi sebagai rantai kritis. Dalam lingkungan multi-proyek, meratakan sumber daya harus dilakukan di seluruh proyek. Namun, cukup sering untuk mengidenti kasi (atau pilih) a "drum" tunggal sumber daya-sumber daya yang bertindak sebagai kendala di proyek-proyek dan terhuyung berdasarkan ketersediaan sumber daya tunggal itu.
CCPM metode baru dalam revolusi cara ber kir yang dapat digunakan untuk menentukan bagaimana mengurangi / mempercepat pengerjaan proyek dan meningkatkan kemampuan penjadwalan dan budget yang telah ditentukan. Melepaskan yang lainnya, membuktikan bahwa pengalaman manager projek telah mengetahui penting CCPM dari satu dekade, dan kenunikan dari CCPM ada di terminologinya dari pada isi pokoknya. Aplikasi atau software CCPM memerlukan software khusus yang sekarang ini telah ditawarkan oleh beberapa vendor atau instansi yang bukan untuk kebutuhan dagang pasar.
Sebagai bukti, beberapa organisasi mengingat dengan baik pengangkatan CCPM sebagai cara untuk meningkatkan kinerja projek yang menyangkut hal biaya pasti, masalah ekonomi dan perubahan pada budaya dan prosedur. Oleh sebab itu, kehati-hatian evaluasi dan penilaian dari CCPM sangat berpotensi untuk membawa peningkatan perintah yang sikni kan. Menurut Badri (1997), manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut :
Cara RUP meningkatkan produktivitas tim yang terlibat
adalah dengan menyediakan untuk setiap anggota, akses pada knowledge base
dengan petunjuk, template, dan alat bantu untuk mendukung aktivitas
penting dalam pengembangan software.
Knowledge base ini berisi pengalaman-pengalaman
terbaik yang terbukti berhasil (best practices), yaitu :
a.
Pengembangan
sofware secara iteratif.
b.
Model
software secara visual.
c.
Mengelola
requirements.
d.
Verifikasi
kualitas software.
e.
Menggunakan
component-component architectures.
f.
Pengendalian
perubahan pada software.
Gambar 1.1 RUP Workflow (Relational Unified Process)
Walaupun dalam prosesnya tetap melalui tahap-tahap
sebagaimana siklus hidup manajemen proyek, tei dalam setiap fasenya
selalu dilakukan peninjauan ulang terhadap setiap deliverables
yang dihasilkan masing-masing fase agar tercapai kualitas yang diinginkan
dan untuk mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi secara dinamis.
Untuk melakukannya dibutuhkan knowledge base yang dapat diakses oleh
setiap anggota tim yang berkepentingan, yang juga dapat
memberikan kontribusi dalam memperkaya knowledge base tersebut. Dengan
demikian hasil akhir proyek adalah produk yang berkualitas dan memberikan
manfaat yang memuaskan semua pihak.
Setiap proyek atau usaha memerlukan seseorang atau
sebuah organisasi untuk memanajemen tugas-tugas yang berkaitan dengan
proyek yang akan dikerjakan. Setiap proyek memiliki waktu penyelesaian
masing-masing, biaya masing-masing, sumber daya yang berbeda-beda dan
kenadala yang berbedabeda pula. Critical Chain Project Management menjadi
salah satu jalan
keluar dalam membantu memanajemen proyek. CCPM adalah turunan dari manajemen CPM ( Critical Path Management ).
keluar dalam membantu memanajemen proyek. CCPM adalah turunan dari manajemen CPM ( Critical Path Management ).
Critical Chain Project Management atau dikenal juga
sebagai Metode Rantai Kritis adalah metode perencanaan dan pengolahan
proyek yang menekankan pada sumber daya ( sik dan manusia ) yang
diperlukan dalam rangka melakukan tugas-tugas proyek. Tujuan dari penggunaan
CCPM dalam menyelesaikan proyek adalah untuk meningkatkan tingkat
throughput atau tingkat penyelesaian proyek. Sebuah aplikasi dari Teori
Kendala (TOC) untuk proyekproyek.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat throughput (atau tingkat penyelesaian) proyek dalam suatu organisasi. Menerapkan tiga pertama dari lima langkah fokus dari TOC, kendala sistem untuk semua proyek yang diidenti kasi sebagai sumber daya. Untuk mengeksploitasi kendala, tugas pada rantai kritis diberikan prioritas di atas semua kegiatan lainnya.
Akhirnya, proyek yang direncanakan dan dikelola untuk memastikan bahwa sumber daya yang siap ketika tugas rantai kritis harus mulai, mensubordinasi semua sumber daya lain untuk rantai kritis.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan tingkat throughput (atau tingkat penyelesaian) proyek dalam suatu organisasi. Menerapkan tiga pertama dari lima langkah fokus dari TOC, kendala sistem untuk semua proyek yang diidenti kasi sebagai sumber daya. Untuk mengeksploitasi kendala, tugas pada rantai kritis diberikan prioritas di atas semua kegiatan lainnya.
Akhirnya, proyek yang direncanakan dan dikelola untuk memastikan bahwa sumber daya yang siap ketika tugas rantai kritis harus mulai, mensubordinasi semua sumber daya lain untuk rantai kritis.
Terlepas dari jenis proyek, rencana proyek harus menjalani meratakan Sumber Daya, dan urutan terpanjang terbatas sumber daya tugas harus diidenti kasi sebagai rantai kritis. Dalam lingkungan multi-proyek, meratakan sumber daya harus dilakukan di seluruh proyek. Namun, cukup sering untuk mengidenti kasi (atau pilih) a "drum" tunggal sumber daya-sumber daya yang bertindak sebagai kendala di proyek-proyek dan terhuyung berdasarkan ketersediaan sumber daya tunggal itu.
CCPM metode baru dalam revolusi cara ber kir yang dapat digunakan untuk menentukan bagaimana mengurangi / mempercepat pengerjaan proyek dan meningkatkan kemampuan penjadwalan dan budget yang telah ditentukan. Melepaskan yang lainnya, membuktikan bahwa pengalaman manager projek telah mengetahui penting CCPM dari satu dekade, dan kenunikan dari CCPM ada di terminologinya dari pada isi pokoknya. Aplikasi atau software CCPM memerlukan software khusus yang sekarang ini telah ditawarkan oleh beberapa vendor atau instansi yang bukan untuk kebutuhan dagang pasar.
Sebagai bukti, beberapa organisasi mengingat dengan baik pengangkatan CCPM sebagai cara untuk meningkatkan kinerja projek yang menyangkut hal biaya pasti, masalah ekonomi dan perubahan pada budaya dan prosedur. Oleh sebab itu, kehati-hatian evaluasi dan penilaian dari CCPM sangat berpotensi untuk membawa peningkatan perintah yang sikni kan. Menurut Badri (1997), manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut :
- Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh pekerjaan proyek tertunda penyelesaiannya.
- Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada lintasan kritis dapat dipercepat.
- Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade (pertukaran waktu dengan biaya yang e sien) dan crash program (diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya lembur.
- Time slack atau kelonggaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pimpro untuk memindahkan tenaga kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan e sien.
4. Extreme
Project Management
XPM (Extreme Project Management) merupakan metodologi
dalam manajemen proyek yang lebih ditujukan untuk proyek yang tidak
diketahui secara jelas sehingga membutuhkan metodologi yang lebih cepat,
fleksibel dan lincah untuk situasi yang tidak menentu dan berubah-ubah.
Sebuah proyek bersifat ekstrem jika :
•
Requirements
dan ekspektasi yang terus berubah-ubah.
•
Waktu
pelaksanaan yang sangat ketat.
•
Suasana
pendukung yang tidak tetap dan terus berubah.
• Self-correcting,
banyak variabel dan ketidakjelasan internal maupun eksternal pada proyek maupun
organisasi sponsor. Tidak ada yang mencatat dan mengarahkan.
• Tidak dapat
diatur secara terstruktur top-down, hanya dapat dipandu dari atas dan diatur
dari bawah sebagai individual, pasangan atau kelompok stakeholder yang melakukan penyesuaian
untuk mengoreksi sendiri (self-correcting) selama proyek berlangsung sambil tetap mengingat hasil
proyek yang diinginkan.
Gambar 1.2 XPM Practices
Dengan demikian XPM adalah seni dan pengetahuan
(sains) tentang memfasilitasi dan mengelola aliran pemikiran emosi dan
interaksi dengan cara memberikan hasil yang bernilai dalam kondisi yang
kacau dan kompleks (keadaan yang amat cepat berubah dan sering berubah-ubah),
penuh ketidakpastian dan tingkat tekanan (stress) yang tinggi.
Kontribusi XPM terhadap kesuksesan proyek dilakukan
dengan tiga cara yaitu :
• Manajer
proyek menyadari bahwa tidak mungkin melakukan penanganan terhadap ketidaktahuan dan ketidakpastian seperti cara menangani sesuatu
yang telah diketahui dan pasti. Tetapi dengan melakukan koreksi sendiri
secara terus menerus (real time), menangani hal itu
barulah dimungkinkan.
• Berfokus
pada komitmen untuk meraih dan mempertahankan misi proyek dengan
• menginspirasikan
hasrat dan keyakinan di antara stakeholder kunci.
• XPM tidak
hanya merupakan metodologi, alat bantu manajemen proyek ataupun
template, tetapi juga menggunakan pendekatan holistik, berpusat pada
sumberdaya manusia, humanistik, berfokus pada bisnis dan berdasarkan
realita.
• XPM dapat
dikatakan berhasil jika mencapai hal-hal berikut ini :
• Klien merasa
puas dengan hasil sementara yang dicapai dan proyek berada pada jalur yang tepat.
• Klien merasa
puas dengan hasil akhir dan sesuai dengan kriteria keberhasilan
yang disepakati sepanjang berlangsungnya proyek.
• Manfaat
hasil proyek dapat dirasakan. Manfaat bisnis yang dituju dengan adanya
proyek tersebut dapat terukur dan jelas.
• Anggota tim
merasa puas selama proyek berlangsung dan berkeinginan untuk terlibat
dalam proyek yang sejenis.
5. Agile Project Management
Metodologi alternatif dalam manajemen proyek yang
populer akhir-akhir ini adalah Agile Project Management. Metodologi ini
berfokus pada manusia, hasil, metode yang minimal dan kolaborasi maksimum
untuk mengantisipasi proyek e-business yang bergerak cepat dan sering berubah.
Pada saat ini iklim bisnis yang bergerak cepat mengharuskan untuk
secepatnya mengakomodasi perubahanrequirement selama masa pengembangan,
dan memberikan update produk yang sesuai dengan evolusi pengembangan
software yang cepat dan perubahan-perubahan user requirements.
Gambar 1. 3 Agile Project Magagement
Manfaat agile development yaitu jika tim dapat lebih
efektif dalam menanggapi perubahan untuk :
•
Mereduksi
biaya perpindahan informasi dari satu orang ke orang lain.
•
Mereduksi
waktu antara pengambilan keputusan dan melihat konsekuensi dari keputusan itu.
•
Menempatkan
orang lebih dekat secara fisik.
•
Menggantikan
dokumen dengan pembicaraan langsung dan di papan tulis.
•
Meningkatkan
rasa kebersamaan dalam tim sehingga setiap orang berkeinginan
untuk memberikan informasi yang bernilai secara cepat.
•
Adanya
kehadiran dan akan lebih baik keterlibatan dari klien yang ahli dalam tim.
•
Bekerja
dengan peningkatan yang berkelanjutan.
•
Adapun
kondisi yang sesuai untuk menerapkan metodologi ini adalah jika :
•
Para
pengguna adalah partisipan aktif dalam penyusunan requirements analysis
dan modeling.
•
Perubahan
dalam requirements selalu disambut secara terbuka dan segera
diantisipasi.
•
Bekerja atas
prioritas tertinggi yang diprioritaskan oleh stakeholder dan
selanjutnya berfokus pada hal yang berisiko tinggi saat pelaksanaan proyek
berlangsung.
•
Modelling
menggunakan pendekatan berulang (iterative) dan meningkat (incremental).
•
Fokus utama
adalah pengembangan software, bukan pada dokumentasi atau modelnya.
•
Penyusunan
model dalam tim secara bersama-sama dan semua anggota dapat
memberikan masukan.
•
Selalu aktif
dan berusaha agar segala sesuatunya tetap simpel.
•
Meninggalkan
sebagian besar atau semua model saat pengembangan berlangsung.
Pemilik proyek memberikan keputusan bisnis, dan pengembang memberikan
keputusan teknis.
•
Isi dari
model lebih penting secara signifikan daripada format atau bentuk model
tersebut.
•
Sangat
penting untuk melakukan pengujian terhadap apa yang digambarkan dalam model.
•
Keuntungan
menggunakan agile project management adalah :
•
Mempersingkat
waktu siklus pengembangan sampai 75%.
•
Beban kerja
yang lebih stabil.
•
Pemanfaatan
beban kerja yang lebih tinggi sebagaimana dalam pengembangan
software skala besar, sistem software dengan jumlah pemrogram yang tetap.
•
Fleksibilitas
yang lebih tinggi untuk perubahan rencana manajemen & pengembangan.
•
Kualitas
yang lebih baik karena umpan balik dini dari klien.
Namun pada
metodologi ini memiliki kelemahan, antara lain sulit untuk menentukan posisi
proyek karena adanya perulangan dalam fase-fasenya demi mengantisipasi
perubahan-perubahan requirements, hanya dapat diterapkan dalam proyek
skala kecil dan menengah karena tidak adanya fokus pada rencana formal
proyek secara keseluruhan, dan membutuhkan tenaga ahli dan bermotivasi
tingga yang tidak selalu tersedia.
Sumber :
Manajemen Proyek Sistem Informasi (Rudy Tantra) (22 Maret 2016) .
Manajemen Proyek Sistem Informasi (Rudy Tantra) (22 Maret 2016) .
Rizani, Herman. 2015. Metodologi dalam Manajeman
Proyek. Diambil dari:
Rizani, Herman. 2015. Relational Unified Process.
Diambil dari:
Rizani, Herman. 2015. Extreme Project Management.
Diambil dari:
Rizani, Herman. 2015. Agile Project Management.
Diambil dari:
Rizani, Herman. 2015. Metodologi Tradisional dalam
Manajemen. Diambil dari:
http://www.catatansiherman.com /2015/03/ metodologi-tradisional-dalam-manajemen.html
(22 Maret 2016).
(22 Maret 2016).
http://hanggoroeko.blogspot.co.id/2013/02/critical-chain-project-management-ccpm.html
(31 Maret 2016)
(31 Maret 2016)
Assalamualaikum
BalasHapussenang sekali saya bisa menulis kisah nyata kami
dan berbagi kepada teman-teman disini.
Meski hidup dalam keprihatinan, karena hanya mengandalkan penghasilan dari jual gorengan, namun rumah tangga kami terbilang harmonis. Jika berselisih paham, kami selalu menempuh jalan musyawarah. Hal itu wajib kami terapkan untuk menutupi aib dan segala bentuk kekurangan yang ada dalam rumah tangga kami agar tidak terdengar oleh orang luar. Karena begitulah pesan dari para orang tua kami.
Hari demi hari aku habiskan hanya untuk bekerja dan bekerja. Hal itu aku lakukan, selain sadar akan tanggung jawabku sebagai orang tua , juga ingin menggapai harapan dan cita cita. Yah, mungkin dengan begitu ekonomi keluargaku dapat berubah dan aku bisa menyisihkan sedikit uang penghasilanku itu untuk masa depan anak-anakku dikemudian hari. Namun semua itu menjadi sirna.
Selanjutnya kami pun melangkah untuk mencobanya minta bantuan melalui dana gaib tanpa tumbal,alhamdulillah dalam proses 1 hari 1 malam kami bisa menbuktikan.
Jalan ini akan mengubah kemiskinan menjadi limpahan kekayaan secara halal dan tidak merugikan orang lain.
Alhamdulillah semoga atas bantuan ki witjaksono terbalaskan melebihi rasa syukur kami,
saat ini karna bantuan aki sangat berarti bagi keluarga kami.
Bagi saudara-saudaraku yg butuh pertolongan silahkan
hubungi
Ki Witjaksono di:0852-2223-1459
Supaya lebih jelas kunjungi blog
~~~KLIK DISINI~~~